Mengenal Karakter Hati

Agustus 10, 2007 at 9:30 am 11 komentar

Maha suci Allah, Dzat yang telah mengaruniakan kepada hamba-hambanyaKemampuannya untuk bermakrifat kepada-Nya. Dan sungguh kemuliaan dan keutamaan manusia yang melebihi makhluk-makhluk ciptaan Allah Iainnya itu adalah ka-ena kemampuan untuk bermmakrifat kepada-nya… Dan sesungguhnya makrifat kepada Allah hanya dapat dilakukan dengan hati (kalbu), bukan dengan anggota tubuh yang lain .

Hatilah yang bergerak menggerakkan untuk mengdekat kepada Allah, bekerja karena-Nya, berjalan menuju-Nya, dan bahkan hanya dengan hati sajalah manusia mampu menyingkap apa-apa yang ada di sisi Allah dan yang ada padanya-Nya Nyatalah bahwa peran dan kedudukan hati atas anggota lainnya adalah teramat vital. Ia seumpama raja yang berkuasa penuh mengatur rakyatnya Kalau sang raja baik, maka ia akan mengatur rakyatnya ke arah yang baik dan menganjurkan mereka agar berbuat
yang baik pula, sehingga terhindar dari tujuan- tujuan lain selain Allah.

Tapi sebaliknya, bila rajanya zhalim, jahat, aniaya dan menganjurkan kepada yang munkar, akan terseretlah rakyatnya ke sesuatu selain Allah, yang akibatnya rentetan bencanalah yang akan menimpa rakyat yang diaturnya itu, akibatnya terhijablah mereka dari mengenal Allah SWT. Pantaslah kalau Rasulullah SAW bersabda, “Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh itu, tetapi hila ia rusak, maka akan rusak pula tubuh itu seluruhnya, Segumpal daging itu adalah hati (kalbu),” (H.R, Bukhari Muslim]

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Ka’bul Ahbar melalui Aisyah r.a bahwa Nabi SAW bersabda, “Manusia itu kedua matanya adalah pemberi petunjuk, kedua telinganya adalah corong, lidahnya adalah juru bahasa, kedua tangannya adalah sayap, kedua kakinya adalah pos, sedangkan rajanya adalah hati. Maka apabila raja itu baik, maka baik pula tentara-tentaranya” [AI Hadits].

Maka, sungguh meneliti dan mengoreksi hati adalah hal yang perlu terus menerus kita lakukan agar hati kita ini senantiasa terkontrol kondisinya. Ditinjau dari segi hidup- matinya hati, Dr. Ahmad Faridh dalam kitabnya, Tazkiyat An Nufus. Kitab yang berisi pemikiran Imam Ibnu Rajab AI Hambali, AI Hafizh Ibnu Qayyim AI Jauziyah, dan Imam AI Ghazali – membagi hati manusia ke dalam tiga karakter.

1) Hati yang sakit (al Qalbu al Maridh)

Perumpamaan bagi orang yang hatinya sakit adalah ia tak ubahnya seperti gelas kotor dan kusam yang tak pernah dibersihkan, lalu diisi air keruh. Perhatikanlah, bahwa jangankan memasukan sebutir debu yang kasat mata ke dalamnya, benda-benda seperti paku payung, jarum, silet atau pula patahan pisau cutter sekalipun tidak akan tarnpak terlihat. Yang terlihat tak pemah berubah, yaitu hanya kotor dan kusamnya gelas. Perumpamaan lain bagi orang yang hatinya sa kit, ialah ibarat cermin, ia sakit, ialah ibarat cermin, ia adalah cermin yang tidak terawat, sehingga penuh noktah-noktah (titik-titik) hitam.

Mulanya mungkin hanya satu noktah, namun dari hari ke hari noktah tersebut terus bertarrbah. Akibatnya setiap benda, sebagus apapun yang disirnpan di mukanya, akan tarnpak lain pantulan bayangannya. Setidak-tidaknya bayangan benda itu tampak buram dan lebih buruk dari aslinya. Apalagi yang bercermin di depannya, siapapun dia, niscaya akan merasa kecewa.

Sebab, sebagus dan serapih apapun dandanannya, bayangan yang terpantul dari cennin akan tampak buruk dan kusam Begitulah hati yang sakit. la akan tampak penuh noktah hitam dan noktah itu akan terus bertambah” Dari waktu ke waktu, Hari ini melekat noktah riya, esoknya melekat noktah ujub, Lusanya mungkin noktah iri dengki, lain kali noktah berniat buruk, su’uzhon, berkata-kata Sia-sia, lalai menjaga pandangan, dan seterusnya, Akhirnya hati pun penuh tumpukan noktah-noktah hitam. Jadilah ia qolbun maridh! Naudzhibillah.

Orang yang menoorita qolbun maridh (hati yang sakit) akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan beroleh karunia rizki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci, Dihadapkan pada siapapun yang memiliki kelebihan, hatinya akan serta merta menyelidki Bibit-Bibit dan kekurangannya, Bila sudah ditemukan hatinya pun akan senang bukan kepalang, Ibarat menemukan barang berharga, ia pun lalu mengumbar dan mengabarkan Bibit dan kekurangan orang itu kepada siapa saja, agar kelebihannya menjadi tenggelam, naudzhubillah Sungguh rnalang dan kasihan orang yang kelakuannya seperti ini, hal ini terjadi karena hatinya yang dibiarkan sakit.

Dari Hudzaifah bin ,AJ Yaman r,a. Rasulullah SAW pemah bersabda, ” Bencana (fitnah) menyerang hati seperti teranianya tikar seutas-seutas, Maka hati yang menerima bintik- bintik fitnah tersebut, akan tertitiklah pada noktah-noktah hitam, sedangkan hati yang tidak menerimanya, akan tergoreslah padanya titik-titik putih, Akibatnya, hati ter-bagi menjadi dua bagian, Pertama, hati yang hitam legam, cekung bagaikan sebuah gayung terbalik (tertelungkup) , Tidak kenal yang rnakruf dan tidak ingkar kepada yang munkar, kecuali apa-apa yang diserap oleh hawa nafsunya, Kedua, hati yang cerah dan putih bersih, yang tidak ternodai fitnah selama bumi dan langit terbentang”[H.R Muslim].

Adapun ciri lainnya dari hati yang sakit adalah cenderung gemar terhadap makanan ruhani yang memudharatkannya, tetapi sangat enggan terhadap santapan ruhani yang bermanfaat Ia biarkan penyakit yang berbahaya karena enggan minum obat yang berguna.Sedang hati yang sehat dan selamat akan menerima obat ruhani yang menyehatkan dan meninggalkan makanan ruhani yang menyesatkan dan membahayakan.

Padahal sungguh tiada santapan ruhani yang paling bermanfaat, selain iman, sedangkan sedangkan obatnya yang paling efektif ialah mernbaca AI-Quran. Walhasil, hati yang sakit adalah hati yang hidup, namun mengandung penyakit. Di dalam qolbun maridh disatu pihak terdapat mahabbah (kecintaan) kepada Allah: iman, ikhlas, dan tawakkal kepada-Nya. Di pihak lain, terdapat rasa cinta terhadap hawa nafsu, rasa tamak untuk meraih kesenangan, mementingkan kehidupan dunia, dan hal-hal lainnya.

Padahal hati serupa bejana, selama bejana itu berisi air, rnaka udara tidak akan bisa masuk Begitu pula hati yang disibukan dengan hawa nafsu, sifat tamak, dan mementingkan dunia sehingga lalai terhadap Allah, maka tidak akan dapat masuk ke dalam hati tersebut perasaan makrifat dan penampakan keagungan Allah SWT Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW, “Andaikan syetan-syetan itu tidak mengerubungi hati anak Adam, niscaya mereka dapat memandang ke alam malaikat yang ada di langit” [H. R. Ahmad]

2. Hati yang mati (at Qatbu at Mayyit)

Hati yang mati adalah hati yang sepenuhnya dikuasai hawa nafsu sehingga ia terhijab dari mengenal Tuhannya. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai-Nya. Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya.

Hawa nafsu telah menguasai dan bahkan menjadi pemimpin dan pengendali bagi dirinya. Kebodohan dan kelalaian adalah sopirnya. Kemana saja ia bergerak, maka gerakannya benar-benar telah diselubungi oleh pola pikir meraih kesenangan duniawi semata. Pendek kata, hatinya telah tertutup oleh lapisan kegelapan cinta dunia dan mempertaruhkan hawa nafsu. (by A’ A. GYM)

Entry filed under: Tarbiyah Hati.

Teori Optik Ibnu Haitham Manajemen Qalbu

11 Komentar Add your own

  • 1. mukmin  |  Agustus 23, 2007 pukul 3:53 am

    urai an yang indah…semoga kita selalu dapat ber istiqomah selalu dalam musyahadah ..sehingga membuat hati menjadi i hidup, subur.menjauhkan syrik dan mendatang kan rahmat..menumbuhkan ma’rifat dan …menggapai muslim sejati…jagan kau harap syurga karena itu sudah menjadi haknya orang yang hatinya selalu istiqomah kepada allah..di duniapun ia sudah mendapatkan nya..syurga dalam hatinya ….aminnn..

    Balas
  • 2. Agung Septo np  |  September 27, 2007 pukul 10:18 am

    Ya Robbi kuatkan kami dalam Pancang Jalan Cinta dan RidhoMu…
    Agar qolbu kami selalu dalam Keistiqomahan kepada Mu…
    Maha Suci Alloh yang Selalu membimbing hamba-hambaNya yang selalu merindukan KAsih dan Sayang Nya…
    Mudah2an Tausyiah diatas selalu membuka mata hati kita untuk selalu dalam CintaNya..Semangat Selalu dalam Perbaikan dan Kebaikan Diri…HambaMu selalu Merindukan Perjumpaan Dengan Dikau Robbi…

    Balas
  • 3. rafika  |  Oktober 24, 2007 pukul 11:08 pm

    alhamdulillah…..
    izinkan saya mengutip artikel ini untuk mengisi mentoring adek2
    jazakumulloh khoiron

    Balas
  • 4. lola  |  Februari 20, 2008 pukul 5:57 am

    semoga artikel ini bermamfaat buat semua….(amin)

    seperti yg lain izinkan saya mengutip artikel ini, untuk disampaikan ke lain.

    Jzk..

    Balas
  • 5. Uzzie  |  September 24, 2008 pukul 12:34 pm

    Fahami dan brusaha buka hati iklaskan hati bwt mnerima smua pelajaran dan masukan positif,insya allah,kta akn jauh dari yang namanya sakit hati

    Balas
  • 6. iwan  |  November 15, 2008 pukul 4:33 pm

    assalamualaikum wr.wb

    mank setiap manusia di bumi ini, mempunyai banyak karakter, ada yang baik krakternya ada jg yang buruk karakternya. mungkin kita semua udah tau mengapa krakter itu ada yang baik dan buruk .. itu semuanya di bntuk oleh HATI kita masing-masing di mana hati kita yang membentuk itu semua yaitu HATI. di mana klo kita mempunyai hati yang baik, semuanya akan ke bawa baik, tp klo hatinya buruk itu semuanya akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri..

    maka jngn biarkan hati2 kita menjadai hati yang mati…

    Wassalam

    Balas
  • 7. Opick_09  |  November 26, 2008 pukul 2:02 am

    assalamualaikum. wr. wb

    Ya allah hujamkan dalam hati kami rasa cinta kepadamu melebihi apapun yg ada di muka bumi ini.
    Cintakan kami pada cimptaanmu semata mata karena mencari ridhomu ya allah,
    ya allah walaupun payah kami mencari cintamu namun tiada ridhomu maka payahlah semua itu,
    untuk itu ya allah.. Hujamkan dalam hati kami akan rasa cinta kepdamu,
    sucikanlah hati kami dari segala macam penyakit hati,
    amin ya allah..

    Balas
  • 8. achmad syahrul ghufron  |  Maret 24, 2009 pukul 4:37 am

    assalamualaikum saudaraku smua…

    jagalah hati jangan kau nodai..jagalah hati lentera Ilahi…

    setiap insan pasti mendambakan untuk memiliki hati yang bersih sebagai bekal di kehidupannya yang hakiki kelak, karena akan ada hari dimana tidak berguna lagi harta benda dan anak-anak, kecuali yang kembali kepada Allah dengan hati yang selamat.
    hanya berkat Rahmat dan Pertolongan dari Allah-lah hati yang bersih itu akan bisa dimilikinya.
    wahai saudaraku marilah kita bahu membahu untuk saling mendo’akan agar kita termasuk bagian dari orang-orang yang mendapat Rahmat dan pertolongan dari Allah Swt dan di jauhkannya dari kekotoran hati dan segala penyebabnya..Amin

    Wassalamualaikum.

    Balas
  • 9. adegustiann  |  Maret 24, 2010 pukul 1:54 pm

    senang bisa berkunjung.. izin copy paste ya..
    makasih…
    wassalamualaikum..

    Balas
  • 10. raja zainik  |  Juli 21, 2010 pukul 6:29 am

    Ya ALLAH selalu lindungilah kami dari hal yg tidak enkau ridhoi…..

    Balas
  • 11. anna  |  Maret 14, 2012 pukul 2:30 am

    alhamdulillah

    Balas

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Agustus 2007
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Telah Dikunjungi

  • 170.016 Pengunjung
Add to Technorati Favorites